Kasus emosi yang meledak-ledak

 

Seorang anak muda katakan saja bernama Maman (samaran) laki2 berusia 23 tahun. Dia bercerita bahwa dia mulai merasa beberapa minggu ini emosinya mulai tak terkendali hanya karena masalah sepele, dan terutama jika berada dalam kondisi mendesak, dan beberapa kali muncul kecenderungan ingin bunuh diri.

 

Dalam sesi Hipnoteraphy:

Memasuki gelombang otak Tetha, Maman melihat dirinya di usia 3 tahun, merasakan badannya sakit, nampak menangis, dan ekspresi wajah yang meringis.  Dia melihat dirinya yang 3 tahun di siksa oleh ayahnya.

Ketika diajak masuk dalam moment itu, dia melihat ada masalah keuangan yang menyebabkan papanya marah-marah. Maman  menjadi pelampiasan amarah papa dan dia tidak tahu mengapa dia di siksa.  Cara dia disiksa, dengan dipukul, diikat oleh papanya. Memasuki moment itu, dia diperkenankan utk bicara dengan papanya:

Maman bertanya pada papanya, demikian singkat dialognya dengan sang papa:

Papa, mengapa papa memukul aku, salah aku apa, badanku semuanya sakit. Mengapa papa mengikat kedua tangan dan kakiku? Seluruh badanku sakit. Mengapa papa benci aku. Mengapa. Salah aku apa papa?

Mengapa papa juga pukul mama, mama kan sudah bekerja dari pagi sampai malam.. tetapi apa salah mama jadi papa pukul juga? Papa sangat baik menasihati setiap orang yang dijumpai, orang yang datang ke rumah, tepai papa kasar kepada aku dan mama. Papa, berhentilah memarahi dan memukul mama....

Karena pengalaman dengan papanya yang adalah seorang tokoh agama, selalu marah2 dengan kata2 yang kasar, membuat klien menjadi tidak percaya pada agama, dan semua sombol agamanya.

Dia sekarang sudah besar, dia ingin membalaskan semua itu pada orang2 yang dia merasa mengatur dirinya dalam hidupnya.  Jika bertemu orang yang menghalangi keinginannya, dia akan merasa cepat emosi. Setelah mengungkapkan isi hatinya secara langsung dalam sesi Hipnoteraphy, Maman bisa memaafkan papanya yang sekarang sudah tua.

Perasaan yang tadinya  terasa seperti tersayat-sayat dengan perkataan papanya itu di selesaikan dengan teknik diri mengecil sampai semuanya menjadi clear. Sekali lagi recheck untuk memastikan bahwa proses kesembuhan itu benar2 selaras dengan  Mind, Body, Soul.

 

Part Therapy,  Si Marah  - selesai. Minder - selesai

Wisdom Therapy: menanyakan tentang hubungannya dengan pacarnya yang beda  agama: Wisdom menyarankan agar mereka berteman saja, selain perbedaan agama,  wanita ini terlalu banyak mengatur dan otoriter, dan karakter ini tidak cocok jika hidup dengan Maman, dia adalah orang yang tidak bisa hidup dalam tekanan.

 

Selanjutnya, Dalam Wisdom therapy, mengatakan ada sosok  kakek yang mengikutinya. Kakek dari papanya.

Ketika terkoneksi kakeknya, mengaku bernama Mualakulung mengaku menjaga cucunya.

Kakek menjaga cucunya sejak meninggal tahun 2007. Meninggal karena sakit. Dulu tinggal di Kalimantan. Kakek mengatakan menjaga cucunya karena Abang Papanya masih suka menyerang dengan ilmu hitam.

Dulu papanya  Maman waktu tinggal di Kampung halaman,  banyak sekali menyelamatkan orang--orang di daerah itu, yang suka bermain magic.

Kakeknya Maman  tidak mewariskan harta materi ke anak-anaknya, dia hanya menurunkan ilmu putih untuk melindungi cucunya. Namanya ilmu putih.  Kakeknya juga menceritakan cara kerja Ilmu Putih yang diwariskan itu serta cara kerja ilmu tersebut.

 

Cara kerjanya adalah ketika cucunya mau diserang orang, ilmu ini bekerja dengan cara melumpuhkan sifat orang agar tidak marah alias  membuat hati orang mjd lunak. Ilmu itu tetap bekerja meskipun kakek sudah tidak ada. Ilmu itu tidak ada roh. Bekerja dari sistem ketenangan hati.

Kakek tersebut mulai memberitahu kalau Cucunya mulai cepat marah karena beberapa keluarga dari Kampung yang menyerangnya. Terutama Pamannya yang adalah Abang papanya) karena tidak mau ditagih hutang yang 2 M.

Pamannya tidak bisa membayar utang karena sudah  tidak ada uang. Paman juga iri melihat kehidupan keluarga Maman yang sukses dan baik-baik. Karena iri hati, dia ingin menghancurkan keluarga adiknya sendiri. Meskipun keluarga Maman tidak lagi menagih hutang itu ke Pamannya, Paman tetap akan menyerang dengan cara mengirimkan roh-roh untuk mengganggu mereka.

Pamannya tidak ada keinginan untuk bertobat, mengaku beragama, dan meskipun  disadarkan tentang keselamatan jiwa, Pamannya tetap  tidak perduli akan hidup akhirat.

Karena keteguhan hatinya memilih untuk tidak bertobat, maka Maman diperkuat untuk untuk terus melakukan PkeS dan tetap mencoakan Pamannya.

 

Kakek Maman, Ketika mendengar anak sulungnya tetap gigih untuk menyerang papanya Maman, Kakek tetap memilih untuk menjaga cucunya, karena keluarga Maman yang paling tertindas dari anaknya yang lain. Kakek hanya bertugas menetralisir semua serangan yang diarahkan kepada Maman  sekeluarga.

 Wisdom juga mengatakan bahwa dia akan lebih berperan aktif membimbing Maman dalam menjalankan hidupnya.

Klien di program untuk shield diri dengan teknik PkeS untuk seterusnya bekerja  memproteksi dirinya jika Maman  berdoa, maka serangan apapun yag mengarah ke dirinya akan menjadi netral.

Begitulah sedikit sharing dari kasus Hipnoteraphy kali ini.

 

Salam sehat, sukses dan berkelimpahan.

RAHAYU

 

 

 



0 komentar:

Posting Komentar