Jiwa Tercecer di Gua Maria
Seorang ibu, katakanlah Bu Sisca, mengalami kesepian jiwa yang sangat dalam. Padahal secara materi ia berkecukupan dan mempunyai dua orang anak yang baik. Dalam kesepian jiwa, ia mempunyai kebiasaan yang baik, yaitu berdoa dan berserah diri kepada Tuhan. Ada sepintas berpikir untuk bunuh diri, namun itu tertepis dengan pandangan diri bahwa bunuh diri itu "berdosa".
Dalam sesi hipnoterapi muncul kesepian itu terjadi karena ada tekanan dari keluarga untuk mempunyai anak lelaki. Kakaknua tidak menikah, sementara kakaknya adalah pengusaha yang berharap bisnisnya ada yang meneruskan, dan ia berharap memiliki keponakan lelaki yang bisa mewarisi perusahaannya. Sementara ia sebagai adik secara finansial bergantung pada kakaknya.
Dengan harapan kuat ia berdoa memohon kepada Tuhan agar diberi anak lelaki. Puncaknya ia pergi berziarah di Gua Maria di daerah Jawa Barat. Melalui perantaraan Bunda Maria ia memohon agar Bunda Maria menyampaikan pada putera-Nya untuk bisa menganugerahinya anak lelaki. Sepulang dari ziarah ini, doanya dikabulkan. Ia mengandung dan dokter menyatakan anaknya lelaki. Namun sejak itu ada yang berubah dalam dirinya, ia selalu merasa kesepian dan seperti tidak bisa menikmati apapun yang membuatnya senang dan bahagia.
Di sesi hipnoterapi, ibu Sisca masuk ke pengalaman 18 tahun yang lalu ketika ia di Gua Maria. Alangkah terkejutnya karena melihat dirinya nampak pergi tetapi ada sebagian dirinya tertinggal di Gua Maria dan khusuk berdoa. Jiwa Bu Sisca diajak untuk menelusuri kembali tempat itu dalam kesadaran sekarang, bukan 18 tahun lalu dan ia masih melihat dirinya sendiri masih khusuk berdoa di Gua Maria. Ia bertanya, siapa kamu? Aku Sisca. Kamu sedang apa di sini? Aku berdoa memohon pada Tuhan lewat Bunda Maria agar dianugerahi anak lelaki. Tapi kamu sudah punya anak, dan anakmu sudah berumur 17 tahun. Sisca yang berdoa di Gua Maria nampak terkejut dan kebingungan. Selama 18 tahun ia di Gua Maria.
Lewat sebuah dialog yang mengharu-biru, Bu Sisca meminta bagian dirinya yang berdoa lama di Gua Maria untuk pulang karena ia merasa kesepian. Lewat teknik desain jiwa yang diajarkan Romo Domi SVD, Sisca yang berdoa di Gua Maria bisa diajak kembali dalam diri Sisca yang di tubuh. Selanjutnya, dalam keheningan Sisca yang di tubuh dan yang di Gua Maria, yang telah kembali saling menyesuaikan diri dan menyatukan diri. Akhirnya diri Sisca benar benar kembali menyatu dan utuh.
Saat Entitas tinggi, Malaekat Mikael yang adalah pelindungnya bisa diakses, Sang Malaekat mengatakan bahwa Karena khusuknya berdoa, Ibu Sisca sampai tak memikirkan dirinya saat berdoa. Ia hanya memohon dengan sepenuh jiwa diberi anak lelaki. Saking khusuknya sampai sebagian dari dirinya tetap di situ terus berdoa. Keterpisahan diri Sisca yang ada di tubuh dengan Sisca di Gua Maria itulah yang membuat dia merasa kesepian. Bagian dirinya yang adalah Sang Wisdom telah tertinggal di Gua Maria.
Momen ini membuat Bu Sisca merasa berbeda. Secara segera pada saat sesi hipnoterapi selesai, ia melihat dunia terasa baru dan yang jelas rasa sepinya berlalu. Ia menjadi sangat bahagia. Dirinya sendiri telah utuh dan sekarang bagaimana ia menjaga agar sebagian jiwanya yang adalah wisdomnya tidak tercecer lagi si tempat lain.
Salam bergas waras
BSD, 21/02/21
0 komentar:
Posting Komentar