3.i Menumbalkan Pengontrak Rumah
Ibu Sri adalah orang yang sangat religius sekaligus rasional. Ia tak percaya dengan hipnoterapi. Ia berpikir, hipnoterapi hanya sekedar permainan pikiran. Memerlukan beberapa pertemuan untuk menjelaskan dan meyakinkan bahwa hipnoterapi bukanlah permainan pikiran melainkan teknik yang bisa mengakses memori bawah sadar yang menjadi akar penyebab sebuah masalah. Karena memori pikiran, tentu saja mengaksesnya berkaitan dengan daya pikir yang dimiliki seseorang.
Akhirnya ia mau dihipnoterapi. Ia heran mengapa ia memiliki pola berulang yang menyebabkan dirinya mengalami kecelakaan. Entah hendak ditabrak mobil, motor, terjerat tali, kejatuhan benda dan kepleset. Ia sering mengalami model kecelakaan tersebut yang selalu "hampir" Merenggut nyawanya. Teknik terapi awal Bu Sri minta di-PLR. Saya sampaikan, jika akar masalah kecelakaan berulangnya itu karena faktor "karma" Masa lampau yang sedang diselesaikan sekarang, kita bisa ke PLR. Namun, jika masalah itu berakar pada kehidupan sekarang, ya akar masalah itu yang harus kita selesaikan meski bukan masuk di peristiwa kehidupan masa lampau.
Dalam proses hipnoterapi, si Bu Sri ada introjectnya. Bu Sri sudah berumur 50 tahun. Introject itu masuk pada saat bu Sri masih kecil, belum sekolah. Introject itu bersosok sebagai macan dari Bengkulu. Padahal, Bu Sri waktu introject itu masuk, tinggal di Surabaya bersama keluarganya.
Siapa sosok macan itu? Mengapa ia masuk ke Bu Sri? Apa tujuannya? Siapa yang suruh?
Di pengakuannya, si Macan berasal dari Bengkulu. Dulu ia pernah hidup sebagai macan loreng di hutan Bengkulu. Ia tak pernah jadi manusia. Ia juga tak mau dikatakan sebagai "jin atau siluman". Saya macan. Bukan yang lain-lain. Ia tak ingat kapan matinya. Namun yang jelas ia mati biasa bukan karena dibunuh. Setelah mati, ia tetap merasa menjadi macan, hanya tak berfisik. Realitas mengindikasikan, setelah matipun, hewan tertentu nyawanya masih ada dan bergentayangan di alam antara.
Si Macan ada di dalam diri Bu Sri karena ditumbalkan oleh si pemilik rumah, tempat keluarganya mengontrak. Anak si Pengontrak rumah ditumbalkan untuk pesugihan. Ini bisa terjadi karena ia tinggal di rumah kontrakan miliknya. Nampaknya, orangtua Bu Sri mengontrak disitu karena harga murah dibanding kontrakan lain dengan kelas yang sama.
Si Macan bertugas menakuti jiwa si Bu Sri dengan tujuan agar Bu Sri tidak memperhatikan sekelilingnya sehingga "nampak" Tidak hati-hati dan terjadilah kecelakaan. Dengan kecelakaan diharapkan Bu Sri akan meninggal, dan jiwanya menjadi tumbal. Namun yang terjadi Bu Sri tetap hidup meski kecelakaan itu berpola berulang-ulang.
Mengapa demikian?
Dalam pengakuan macan, Bu Sri ini rajin berdoa dan ada pelindungnya. Usaha macan selalu gagal karena ulah si pelindung Bu Sri. Gagal maning.... Gagal maning... Ketika pelindung Bu Sri diakses, ia membenarkan hal tersebut. Sang pelindung mengaku bernama Mikael. Malaikat Mikael. Ia bertugas menjaga Bu Sri dan hanya menjaga. Itu sebabnya, si introject masih ada. malaikat Mikael hanya menggagalkan usaha si Macan dengan melindungi Bu Sri. Dia tidak mendapat tugas membawa introject masuk dalam cahaya.
Si Macan merasa takut akan dimusnahkan. Tetapi Tuhan itu bsrbelas kasih, ketika dalam bahasa manusia si Macan mau meminta maaf pada Bu Sri, bertobat, mohon ampun dan ikhlas, ia pun bisa merasakan getaran energi kasih Tuhan atau semesta, yang membuatnya memilih bisa pulang dan memohon dibantu pulang. kasih energi-Nya membuat si Macan bisa keluar dari tubuh Bu Sri dan pulang masuk ke dalam cahaya. Demikianlah, petualangan si Macan yang selalu menjerumuskan Bu Sri untuk kecelakaan berakhir dan Bu Sri bebas dari introject, menjadi diri Bu Sri yang utuh.
Hal yang bisa dipelajari dari kisah ini:
1. Jika kita hendak mengontrak rumah, apalagi dengan harga yang murah, selidiki dulu latar belakang si pemilik rumah, apakah memakai pesugihan atau tidak. Kalau memakai pesugihan sebaiknya cari kontrakan yang lain. Bukan apa-apa, peristiwa yang dialami Bu Sri bisa jadi akan anda alami juga.
2. Kedekatan dalam hati dengan Tuhan, menolong hal yang diniatkan jahat untuk kita menjadi gagal. Kedekatan bukan berarti selalu rajin melakukan ritual-ritual agama melainkan di "rasa" Tuhan itu dekat dan kedekatan itu membuat hidup kita "mengalir sederhana" Tanpa ada rasa kuatir. Berserah diri saja kepada Tuhan seperti yang dilakukan Bu Sri. Kedekatan ini menjadi energi pemroteksi agar kita terhindar dari hal-hal yang jahat.
BSD, 17032021
Salam sehat dan berkelimpahan
0 komentar:
Posting Komentar