PERJALANAN PULANG
Membantu jiwa melanjutkan perjalanan Pulang
Kita manusia yang masih punya tubuh fisik, tentu sangat bisa melakukan apa saja selama tubuh fisiknya sehat dan kuat.
Bagaimana dengan mereka yang tubuh fisik terbatas, sakit dan tidak memiliki tubuh fisik (kematian)?
Sudah semestinya yang sehat menolong yang sakit, dan kuat menolong yang tak berdaya, itulah bagian dari hukum Semesta.
Kali ini sharing tentang menolong jiwa-jiwa alam antara. Kematian merupakan awal dari perubahan fisik yang nyata dan tak bisa seorangpun dapat mencegahnya, dan semua yang terlahir dari rahim, pasti akan mati, karena tidak ada yang abadi, kecuali jiwa itu sendiri. Betapa baik, bejat seseorang semasa kehidupannya, ketika mati, jiwa tetap abadi.
Yang menjadi pertanyaan adalah, kalau kita mati, tubuh fisik dikuburkan dengan berbagai upacara dan menghilang lalu jiwa kemana perginya?
Tulisan dibawa ini mungkin akan memberikan kita sedikit pencerahan tentang Tubuh, Jiwa dan Roh
Untuk itu saya share penjelasan ini, yang ditulis oleh Heri Siswanto setelah menolong banyak jiwa secara spiritual dan secara teknik Hipnoterapi.
PANCARAN KASIH energy SEMESTA (PKeS)
Perasaan sebagai ekspresi Jiwa
Jiwa, secara utuh juga mempunyai independensi dengan jiwa yang menghidupi tubuh. Jiwa ini bisa disebut sebagai hati nurani, atau Sang Bijaksana. Jiwa ini dalam kesatuannya dengan tubuh bisa merasakan sakit, sedih, susah, kecewa, senang dan semua perasaan yang muncul karena pengalaman hidup manusia. Sama seperti tubuh, perasaan-perasaan ini juga hidup dan bisa diajak berkomunikasi.
Luka batin karena jiwa terluka terekspresi dari perasaan-perasaan yang negative seperti rasa marah, kecewa, takut, sedih dan semisalnya. Perasaan-perasaan yang terluka tersebut bisa diajak berkomunikasi untuk mengetahui penyebab maupun cara bagaimana menyembuhkannya. Begitu juga perasaan yang sifatnya positif bisa diajak dialog sebagai gambaran ekspresi jiwa yang positif. Proses komunikasi dengan jiwa dalam perasaan ini dikenal dengan istilah “soul talk”.
Roh, jatidiri Sejati
Roh adalah jatidiri manusia yang agung yang membuatnya selalu terkoneksi dengan Sang Pencipta atau semesta. Jiwa manusia ketika manusia meninggal, pada akhirnya kembali menyatu dalam Roh dan membawa memori-memori kehidupan manusia dalam kesatuannya dengan Roh tersebut. Roh inilah yang memampukan manusia mempunyai spiritualitas atau kemampuan internal berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya Rohani. Jiwa dalam Roh ini yang mempunyai kemampuan tak terbatas melampaui ruang dan waktu, yang memampukan manusia bisa mengingat dan selalu terdorong untuk kembali pada pribadinya yang agung dan luhur. Meski llmu, ajaran, doktrin manusia bisa membuat manusia terkungkung pada nilai-nilai dogmatis, namun pada hakikatnya, Roh melampaui nilai nilai dogmatis tersebut. Secara energy, Roh adalah entitas tinggi yang memungkinkan manusia menghayati, melakoni kehidupannya dalam perspektif Rohani. Dalam teknik-teknik penyembuhan mental, psikis maupun fisik karena faktor2 psikis, penyembuhan dalam Roh ini terwujud dalam apa yang disebut sebagai Divine healing atau PKeS (pancaran Kasih energy Semesta). Secara umum Divine healing ini universal. Namun tekniknya sering kali . bersimbiosis dengan keyakinan agama seseorang. Sikap yang harus dimiliki dalam Divine healing ialah Diri manusia hanya pasrah, sumeleh memposisikan diri sebagai sarana Tuhan atau semesta dan membiarkan Tuhan bekerja dalam proses tersebut.
2. PANCARAN KASIH energy SEMESTA (PKeS)
Pancaran energy kasih semesta adalah teknik “menemukan Tuhan dalam segala, dan segala dalam Tuhan”
Hanya manusia yang mempunyai pengalaman dicintai oleh Tuhan dapat membagikan kasih dan cinta Tuhan kepada sesamanya dan semesta. Kasih Tuhan dialami dalam pengalaman yang dekat dengan kehidupan sehari-hari orang tersebut. Berdasar pengalaman dikasihi tersebut, seseorang akan mengembalikan energy kasih yang dialami dan dimilikinya kepada orang lain atau semesta. Itu sebabnya Inigo mengatakan bahwa Cinta adalah kondisi menerima dan memberi dari kedua belah pihak. Pihak yang dicintai dan mencintai. Dan pancaran dari kasih ini oleh kita dipancarkan kepada siapa pun dan apa pun baik yang baik maupun yang jahat. Pada saat memancarkan kasih ini hanya ada kasih itu sendiri dan kepasrahan bahwa energy kasih akan bekerja.
Tahapan memancarkan Kasih
• Doa / memikirkan hal sesuai tujuan memancarkan Kasih Semesta
• Pengaktifan jalan energy kasih (optional)
• Relaksasi masuk ke gelombang otak Alfa-teta
• Merasakan energy Tuhan:
Setelah kondisi diri rileks di gelombang otak alfa-teta, ijinkan Tuhan/ semesta MENGALIRKAN kasih Nya dalam diri. Pusatkan aliran kasih-Nya di hati atau cakra jantung, yang terus merayap dan menyebar di seluruh tubuh.
Ciri-ciri dasar kita merasakan energy Tuhan / semesta adalah:
1. Hati / cakra jantung terasa hangat.
2. Secara keseluruhan diri merasa lebih damai.
3. Ada kepasrahan tulus dalam menerima kasih Tuhan dan tidak mengharapkan apapun selain kasih Nya itu melingkupi diri seutuhnya.
• Mengalirkan Energi kasih Semesta sesuai dengan tujuan dan harapan.
Setelah kasih Tuhan kita rasakan, selanjutnya kita memancarkan kasih Tuhan dari dalam hati lewat jantung yang mengalir ke telapak tangan. Setelah itu imajinasikan dan rasakan energy Ilahi/ semesta yang keluar hati atau dari telapak tangan. Energi Tuhan mengalir seiring dengan gambaran dalam pikiran dan mata hati, atau bisa juga dengan tangan bergerak seperti membuat benteng. Dalam teknik ini lepaskan pikiran bahwa diri sendiri mengalirkan energy atau bertanya ini energy Tuhan atau bukan. Mengalir saja seiring gerakan hati dan dengan sikap yang sumeleh.
Teknik sederhana ini bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Kuncinya:
a. Yakin pada Tuhan. Dengan nama apa anda menyebut Tuhan, semua oke.
b. Sumeleh atau pasrahkan semua pada Tuhan yang bekerja. Kita hanya pipa atau saluran saja.
c. Dalam pikiran, jiwa dan tubuh diri memancarkan kasih bukan karena kekuatan kita tetapi karena Tuhan mengasihi. Jadi pada saat memancarkan energy kasih kepada terutama yang telah menyakiti, kita tidak boleh memikirkan rasa benci, amarah dan jengkel meski kita terluka. Hanya energy kasih Tuhan dan semesta yang terpancar.
• Syukur dan terima kasih.
Y. Heri Siswanto
0 komentar:
Posting Komentar