4. Bisakah Cinta Suami-Istri Dibagi?
Seorang teman mengatakan, lelaki yang mencintainya tetapi sekaligus mencintai orang lain dan hendak menikahinya adalah penipu. Hanya wanita berhati malaekat yang merelakan cinta suaminya dibagi dengan yang lain.
Sudah tak terhitung klien yang datang meminta hipnoterapi ke saya adalah ibu-ibu single parent yang tidak mau dimadu.
Mereka lebih merelakan suaminya pergi diambil orang daripada jiwanya terluka. Itu ibu-ibu yang mempunyai kemandirian finansial. Mereka minta dihipnoterapi untuk move on dari bayang suami yang telah menjadi mantan karena sekarang menjadi milik orang lain.
Bagaimana yang ekonominya tergantung pada suami?
Mereka bagai hidup dalam kemenduaan hati. Di satu sisi ia merelakan (bukan mengikhlaskan) berbagi suami. Bahkan dalam masalah hubungan "suami-istri" Ada yang dipaksa "main bersama". Dia tak bisa menolak hidup dalam kemenduaan hati. Kalau klien saya ada yang mengatakan sebagai "Memilih kemunafikan yang tak bisa ditolak" karena dia tak mau kehilangan anak-anak, sementara secara finansial ia sangat bergantung pada suami, dan orangtuanya selalu mengatakan, ikhlaslah karena apa yang dilakukan suaminya dibenarkan juga secara agama. Demi masa depan anak-anakmu. Ketika diperlihatkan foto "madunya", tentu saja pasti lebih muda dan nampak menarik.
Saya tak bisa melakukan hipnoterapi agar suami meninggalkan madunya, namun saya bisa membantu klien untuk membuka sumbatan-sumbatan jiwanya yang lelah menjalani hidup yang " Dependen" Seperti ini. Pada akhirnya, klien sendiri yang memutuskan dari rela menjadi ikhlas menjalani hidup seperti itu, atau tetap dalam kemunafikan, atau lepas bebas meninggalkan situasi ini. Semua pilihan ada latar belakang dan konsekwensinya. Jika ibu-ibu ini suaminya berperan besar secara finansial untuk dirinya, anak-anaknya juga keluarganya (orangtua, adik, kakak), dan ia sama sekali tak ada kemandirian finansial, akan sangat sulit memutuskan "meninggalkan" Suami. Yang diperlukan agar dia bahagia juga ialah jalani dengan keikhlasan realitas hidupnya. "Terima apa yang dia rasa dia tak mampu mengubahnya".
Saya membuka kembali file-file masalah kehidupan suami istri ini. Banyak juga suami yang tak bertanggungjawab secara finansial dan perhatian pada anak anak dari istri pertama, sementara ibunya juga tak ada kemandirian finansial. Lelaki ini meninggalkan istri dan anak-anak dari istrinya yang pertama, kabur dengan wanita lain. Ironisnya, wanita ini "nekad" Juga meski sudah tahu lelaki yang diambilnya itu sudah punya istri dan anak-anak.
Dari semua klien yang seperti itu, apa yang sebenarnya menjadi masalah? Kalau saya perhatikan, faktor persiapan sebelum menikah sangat menentukan. Berikut hal yang bisa dipertimbangkan jika anda mau memilih calon suami.
- Jika masa Pacaran, seorang lelaki sudah berbagi. Jika anda tahu, tinggalkan saja. Cari pria lain yang lebih bertanggungjawab.
- Kenali latar belakang keluarga, masa kecil calon suami. Jika dalam keluarga ada tradisi leluhurnya yang kawin cerai, apalagi itu orang tuanya sendiri. Sementara calon suami luka batinnya banyak dan masa kecil kurang kasih sayang, layak juga dipertimbangkan untuk mencari calon lain, kecuali memang calon suami yang broken home ini "terbuka" (Tanpa disuruh atau ditanya) dengan realitas diri dan keluarganya, bisa dipertimbangkan untuk melanjutkan hubungan.
- Kenali pola pikir suami berkaitan dengan pengertian cinta itu sendiri. Jika fokusnya hanya pada sex saja, atau secara ideologis berpikir punya istri lebih dari satu oke saja, layaklah dipikirkan untuk ditinggalkan calon suami yang seperti ini.
- Sebelum menikah, pahamilah secara bersama dengan calon suami seluk beluk pernikahan itu dan bagaimana cara membangun saling setia dalam "malang dan untung" Dengan konsultasi dengan ahli pernikahan, atau ikut lembaga yang mengadakan kursus khusus persiapan sebelum pernikahan.
- Ini penting juga. Milikilah kemandirian pekerjaan dan finansial sehingga saat suami anda mulai "neko-neko", anda siap secara finansial.
- No body is perfect. Tak ada manusia yang sempurna. Itu betul. Jika suami anda pernah selingkuh dan betul betul mau bertobat dan anda mau memaafkan dan mengampuninya, lakukanlah dan simpan file buruk perselingkuhannya di pikiran yang tak anda akses lagi, tak diungkit lagi. Tampillah selalu segar dan cantik di hadapan suami karena cinta di mata pria itu salah satu hal yang menjadi "content" Adalah faktor fisik. Rawat diri, pakai parfum yang wangi dan jaga keseimbangan tubuh yang tetap nyaman dipandang oleh suami.
- Pria itu pada dasarnya egois, namun yang egonya super seperti terlalu posesif, kasar, banyak ngomong sedikit mendengarkan, fokus pada sex saja, pernah main fisik waktu pacaran, sebaiknya tinggalkan saja. Cari pria lain daripada anda tersiksa seumur hidup mempunyai suami seperti bayi namun sekaligus juga bergaya preman.
BSD, 27/02/21
Salam sehat dan bahagia
Heri Siswanto
www.herisiswanto.com
www.heriliem.com